Senin, 23 Juni 2014

Belas Kasih Menyembuhkan (Oleh : GEDE PRAMA)


cf8d1a805a8952b095fd4f050328a7e1_graphicsmac 

Di suatu waktu ada seorang gadis cantik yang berdoa agar memiliki suami seorang putra tunggal dari keluarga kaya. Dengan harapan sederhana, biar menemukan surga di masa muda. Entah dari mana datangnya kekuatan, doanya dikabulkan. Ia memang dinikahi oleh seorang pemuda gagah anak tunggal keluarga yang sangat kaya.

Sayangnya, surga yang didambakan wanita cantik ini tidak kesampaian. Ibu mertuanya tidak saja galak dan kasar, tapi juga sangat curiga dengan niat baik gadis ini. Sebagai akibatnya, jadilah kehidupan seperti ayam kelaparan di tengah lumbung padi. Semua arah adalah salah. Semua tingkah bikin hati jadi gelisah. Setelah lewat beberapa bulan, wanita pengantin baru ini mulai kepanasan dan tidak tahan hidup di neraka bumi yang tidak kebayang panasnya.
Untuk itu, ia datang ke seorang dukun sekaligus Guru spiritual yang hatinya baik sekali. Sambil menangis ia bercerita tentang pernikahannya yang gagal, rumahnya yang menyerupai neraka, sampai dengan nyaris bunuh diri. Di ujung tangisannya, ia minta racun yang akan diletakkan di minuman ibu mertuanya.
Sambil tersenyum Pak dukun bergumam seperti ini: “saya punya racun yang bekerja pelan sekali sehingga tidak terlalu kelihatan kalau Anda meracuni mertua. Tapi racun ini hanya bekerja kalau Anda melaksanakan syaratnya secara sempurna”. Dengan tidak sabar, wanita gelisah ini bertanya syaratnya. Syaratnya cuman satu, demikian Guru ini berpesan: “layani ibu mertuamu sesempurna Anda menyembah Dewi Kuan Im”.
Sejak hari itu wanita ini merubah semua sikapnya pada mertua. Ia menyembah mertuanya sesempurna ia menyembah Dewi Kwan Im. Sebelum mertuanya bangun, ia sudah bangun mempersiapkan semua hal agar ibu mertuanya merasa aman dan nyaman. Dari menyiapkan sandal, handuk hangat, kamar mandi yang bersih sampai sarapan yang tanpa noda. Tidak ada menit dan detik di mana ibu mertuanya ditinggalkan. Semuanya dilayani sesempurna melayani Dewi Kuan Im.

Dalam waktu tiga bulan, mertuanya juga berubah total. Dari kata-kata yang keras menjadi kata-kata yang lembut. Dari sikap curiga menjadi penuh cinta. Dari menyerang menjadi penyayang. Melihat perubahan seperti ini, di bulan ke empat wanita yang sudah terlanjur memasukkan racun ke minuman mertuanya ini kemudian mulai gelisah dan dikejar rasa bersalah. Maka baliklah dia ke rumah Pak dukun.
Kali ini lagi-lagi wanita ini menangis, cuman dengan permintaan yang sebaliknya yakni meminta obat yang menetralisir racun. Dengan tertawa Guru ini bergumam: “saya tidak punya obat penawar”. Mendengar jawaban seperti ini, wanita stres ini mengancam bunuh diri. Dan sambil tertawa gembira Pak dukun berpesan: “saya tidak pernah memberikan racun ke Anda dan siapa pun. Yang saya berikan empat bulan lalu hanya multi vitamin”.

Dan Anda pun boleh tersenyum membaca cerita ini. Pesan cerita ini sederhana, hidup serupa berlayar, jangan pernah merubah angin, rubah layarnya. Jangan terlalu bertenaga merubah orang lain, lebih-lebih orang yang lebih tua, lebih tinggi pangkat dan derajatnya. Fokuskan energi pada merubah diri sendiri. Dan kemudian lihat, bagaimana hidup juga berubah.

Dan energi di dalam yang paling cepat bisa merubah diri sendiri dan orang lain bernama belas kasih (compassion). Sederhananya, pandang semua makhluk sebagai jiwa-jiwa yang menderita. Makian, cacian, serangan mereka hanya cara jiwa di dalam diri mereka untuk minta tolong. Dan rasa sakit di dalam diri kita, hanya sebentuk energi yang mengingatkan bahwa kita ada di sini untuk menolong mereka.
Dan indahnya belas kasih - sebagaimana kisah mertua dan menantunya di atas, ia menyembuhkan kedua belah pihak. Ia menyembuhkan yang dilayani sekaligus yang melayani. Meminjam salah satu temuan guru besar psikologi dari Harvard bernama Daniel Goleman, tatkala seorang yogi asli Tibet memeditasikan belas kasih di tengah mesin MRI, gerakan neuron di bagian otak yang berfungsi untuk kesembuhan meningkat hingga delapan ratus persen.